
Berikut
ini merupakan beberapa paragraf awal dari cerita novel Kisah Dunia Paralel:
Setelah membaca tulisan soal
Origami, aku jadi ingat sewaktu masih di SMA dulu, yaitu ketika kami dikunjungi
oleh seorang selebritis. Ceritanya begini… Waktu itu, aku dan teman-teman
sedang asyik mengikuti pendidikan seks yang diajarkan oleh guru agama kami.
Saat itu kami semua cekakakcekikik, ketawa-ketiwi, malu-malu… tapi mau, terus
mendengarkan sang ibu guru dengan penuh antusias. Hingga akhirnya, “Nah, untuk
kalian anak laki-laki. Ibu harap kalian bisa bertanggung jawab untuk tidak
melakukan hubungan seks diluar nikah, sebab hal itu sangat beresiko dan bisa
membuat masa depan kalian hancur berantakan. Kalian masih ingatkan mengenai
dampak negatif yang sudah ibu jelaskan tadi?”
“Masih Bu!” jawab Rahman seorang diri.
Maklumlah, saat itu aku dan teman-teman tampaknya sudah lupa
dengan berbagai dampak negatif yang dikatakan ibu guru tadi. Sebab, saat itu
kami cuma mampu mengingat berbagai hal yang menurut kami lucu dan membuat kami
penasaran. Entahlah… kenapa saat itu pola pikir kami bisa berbeda dengan Rahman
yang memang terkenal sebagai anak paling alim di kelas kami? Kenapa ya dia itu
bisa selalu mengingat perkara yang menakutkan seperti itu? Padahal, saat itu
kami betul betul sudah melupakannya. Ya, melupakan berbagai penyakit yang kata
ibu guru sangat berbahaya, seperti aids dan raja singa misalnya. Juga soal
pernikahan dini yang tak terencana karena kecelakaan, yang kata ibu guru bisa
berbuntut pada ketidakharmonisan rumah tangga lantaran ketidakkesiapan menikah.
Lho… kenapa sekarang aku malah
jadi mengingat itu? Hmm… mungkinkah itu salah satu keuntungan menulis, yaitu
bisa membuat orang teringat kembali dengan berbagai hal yang pernah terlupakan.
Entahlah…?
Bagi
teman teman yang sudah membaca novel Kisah Dunia Paralel kita tunggu reviewnya
ya di sini
Download
ebooknya dengan mengklik tombol di bawah ini!
Download file : Klik Disini!